Minggu, 15 Januari 2012

bahasa dan komunikasi

Malam minggu tadi saya boring betul, mau keluar rumah, ujan. Akhirnya yang saya lakukan adalah sms temen-temen yang saya percaya mereka juga boring di rumahnya. Jadilah kami sekumpulan manusia (mengaku) dewasa awal yang memiliki tema malam yang sama, boring.

Sms teman yang mampu membuat saya beranjak dari kamar menuju ruang tv, " lihatlah Metro tv, satu quote yang baru kupetik, -tak ada siapa tanpa sapa, intinya jangan minta dianggep kalo kita nggak berkomunikasi- ".
Kesimpulannya, saya menyesal ga nonton acara itu dari awal.

Tentang komunikasi, bertakdir dengan bahasa yang menjadi alat, media, penghubung, penyerta. Artinya tidak akan ada komunikasi tanpa bahasa. Dan tidak akan ada bahasa tanpa kehendak, kemauan. Bahasa merupakan salah satu indikator pola berpikir seseorang, cara ia menggunakan kemampuan kognisinya, malah bisa menjadi indikator tingkat kecerdasan manusia. Bila ingin mengetahui seberapa cerdas manusia, lihatlah dari cara ia berbicara, dari caranya berbahasa.

-tak ada siapa tanpa sapa, intinya jangan minta dianggep kalo kita nggak berkomunikasi- 

Sebelum beranjak ke ranah persepsi, mampirlah dulu ke taman bicara. Sebelum semua hancur karena salah sangka, duduklah bersama dan bicara. Setiap kita akan merasa senang bila mengetahui eksistensi kita masih meninggalkan jejak di hidup orang lain, tetapi bagaimana kita bisa yakin kalau kita tak pernah menyapa.
Itulah mengapa saya katakan, bahasa diawali dengan kehendak-kemauan. Dan yang penting adalah siapa yang mengawali, kita atau mereka. Yang pasti, yang mengawali adalah yang berkehendak dulu untuk dianggap, diperhatikan, dipertimbangkan.

Jadi, kita yang mana? datang dulu atau menunggu?

Pagar Diri

Ternyata salah satu yang membebani pundak psikis saya itu adalah saya nggak ndang membenahi blog saya yang saya tinggalkan beberapa tahun ke...