Senin, 04 Februari 2013

Manusia (memang) sok tau

Bismillah,

Terbilang lumayan lama saya tidak menulis, banyak hal yang melatarbelakanginya, salah satunya karena saya merasa sangat malu.
Terbilang tak lagi muda tetapi masih mengaku muda maunya, saya kelahiran tahun 1987, kalau dihitung maka saya akan menginjak usia 26 tahun bulan Juli mendatang, insyaAllah. Wow, #tutupmata.
Beberapa waktu belakangan ini, banyak hal menghampiri saya, saya masih menerka maksud Allah akan kejadian-kejadian ini. Mulai dari yang benar-benar baru, sampai mimpi yang pernah saya "kubur" dahulu. Anehnya seakan saya harus memilih diantara salah satunya, yang baru atau yang dulu. Berhari-hari saya mencoba berpikir dan merenung. Ada persediaan jaring laba-laba yang harus saya pintal, membentuk rangkaian ikatan kuat untuk saya berpijak, saya sedang memikirkan di rumah siapa saya harus memintal. Menunggu, saya sedang menunggu keputusanNya dengan ke-sok-tau-an saya sebagai pribadi yang kerap berbuat salah.

Beberapa hari yang lalu saya menjumpai salah satu sosok generasi muda, seumuran saya namun prestasinya luar biasa. Pribadi, ilmu, karya, dan capaian cita-cita yang melambung tinggi melebihi kondisi saya sekarang. Sungguh, awalnya saya mengira bahwa ia adalah manusia berusia 30 hampir mencapai 40-an. Nyatanya saya terdiam terpana dan asik membaca karyanya yang semakin membuat saya merasa mengecil dalam besarnya impian saya dan dirinya. Berulang kali saya merasa kecil di hadapan orang banyak, namun yang ini sungguh, t.e.r.l.a.l.u. Benar, saya bermimpi hampir persis dengan mimpinya, dan ia telah berlaga di panggung, sedang saya masih memilih kostum untuk tampil.

Mengenai banyak hal yang datang menghampiri, menawarkan dua hal berbeda jika saya boleh mengelompokkannya. Dalam segala kegelisahan saya di awal, saya terus bertanya padaNya, ya! Tanyalah padaNya untuk pertama kali. Semakin hari dalam kepala saya semakin terbentuk rumusan pintalan yang ingin saya buat, dengan segala konsekuensinya yaitu mimpi saya akan saya rajut perlahan, tenang, lebih terencana dan tidak asal-asalan. Orang-orang yang mengenal saya dengan baik akan tau bahwa langkah yang saya ambil terpola dengan buru-buru, main cepat, dan hasil yang tidak sempurna. Tersenyum membaca kesimpulan ini? Berarti anda cukup mengenal saya dengan baik :)) . untuk lebih lengkapnya hubungi keluarga saya di rumah :D. Ya, karena mereka yang tahu mendekati persis seperti apa saya hidup selama ini. Lebih lengkapnya lagi tanyakan padaNya, Ia yang mencipta.

Bila dibaca tulisan saya mulai awal hingga menjelang akhir ini, kalau disadari maka akan tersirat ke-sok-tau-an manusia macam saya. Menyimpulkan bahwa banyak hal yang menghampiri, bahwa yang datang adalah hal baru, bahwa saya telah mengubur mimpi, bahwa saya harus merasa kecil, bahwa ada dua kelompok perihal yang harus saya pilih, dan bahwa bahwa yang lainnya. Saya terlalu sok tau untuk menyimpulkan, padahal jalan saya belum final. Tapi, saya memang sok tau.
Ke-sok-tau-an biasanya beriringan dengan langkah kesombongan, merasa tau dan membenarkan pendapatnya. Tapi tidak saya katakan, jika sok tau itu kita lakukan setelah kita bertanya padaNya. Merendah diri-lah yang akan kita dapatkan jika kita bertanya dahulu padaNya, apa dan bagaimana. Merendah diri di hadapanNya saja, tetapi percaya diri yang kita dapat dalam melangkah, mantap dan enggan lepas dariNya. Sok tau ini merupakan cara kerja kognitif yang melibatkan afeksi dan dilanjutkan dengan konasi; berpikir, merasa lalu menindak. Ketiganya ini bisa jadi bermain di atas panggung dengan kehancuran dalam fana atau malah berjaya dengan meninggalkan yang fana.

Saya sambut segala rencanaNya dengan hati lapang, cinta dan rindu akan mimpi itu, insyaAllah. Saya ikuti, saya cermati, Allah knows the best.Saya akan tetap sok tau dengan syarat bertanya dulu padaNya. Ask Him first, that's all.

See ya, insyaAllah.

Pagar Diri

Ternyata salah satu yang membebani pundak psikis saya itu adalah saya nggak ndang membenahi blog saya yang saya tinggalkan beberapa tahun ke...