Kamis, 12 April 2012

Too much

Tahun ini luar biasa buat saya, terlalu banyak kejadian yang saya dicelupkan ke dalamnya dan basah dengan celupan warna warni hikmah. Banyak orang saya temui, banyak masalah saya hadapi banyak pelajaran saya nikmati.

You just break my heart when i read ur letter, u make me smile and cry at the same time. Oh god, hold me please. Ur tears become my tears too. believe me.

Satu hal, saya butuh punggung yang lebih kuat, lengan yang lebih keras, kaki yang lebih tegap. Di saat saya mentas nanti, akan banyak orang menyangka bahwa saya bisa membantu mereka, beban moral. Beban akhirat ketika saya salah memberikan advice, memberikan senyuman atau hanya tepukan pundak saat momentnya tidak tepat, menjadi makar dan masalah di kemudian hari, God, hold me now.

i'm not the wise one, not now, i'm trying and wanna be.

Saya dan teman-teman wanita lainnya membutuhkan sosok lelaki yang siap menahan kami ketika kami akan roboh ke belakang. Allah ciptakan laki-laki dan perempuan untuk saling menguatkan, mengingatkan dan saling menyenangkan. Ketika salah satunya merasa lelah, apa yang akan terjadi? Saya ga bisa jawab, hanya Allah yang punya jawabnya. Klasik memang, tapi itu kenyataannya.

Saya adalah tipe orang yang merasa bisa menghandle semuanya, nyatanya tidak, saya butuh seseorang hanya untuk menepuk pundak saya dan berkata saya bisa. Hangat.
Saya adalah tipe orang yang ingin berlari dan menampar semua halangan dalam waktu bersamaan, nyatanya tidak, saya butuh seseorang untuk menuntun perlahan langkah saya dengan genggaman kuat. Hangat.

Saya menaruh hormat dan simpati yang dalam kepada semua wanita yang terlalu kuat mengambil segala tanggungjawab dalam hidupnya, for my mom, love you. And you, and you too.
Terkadang kalian lelah, i can see you, akuilah. Menjadi terlalu kuat itu hebat, tapi jika itu mematahkan semua sendi tulang lalu apa yang dapat diberikan?

Saya semakin mengerti mengapa Allah dan Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam memuliakan wanita melalui ajaran islam, saya menatap kalian dari sini, hai kalian, wanita.
Tak butuh RUU kesetaraan gender dan kawan-kawannya, sungguh kami tak butuh. Buku HAMKA cukup membuat kami melayang, hanya secuplik kasih sayang Allah yang dipaparkan, bagaimana kelak kami mengetahui segala rahasia, dan tak akan mungkin. Cukup.

Kami butuh seorang pria yang sigap memegang kami dengan segala tanggungjawab yang disepakati bersama, dan tak pernah berkata lelah dan kami tau pria pun berharap yang sama. Sekali lagi, kata "saling" itu penting. Ibarat sayatan pisau di hati kami ketika kalian wahai pria yang mengambil kami dengan perjanjian  besar merasa lelah dan berkata demikian. Kami pun begitu, kita sama. So, we need ur hand and u need us too.

Ilmu menjadi pelita dikala tangan meraba kegelapan, pendar cahaya akan muncul ketika hati meminta padaNya, dengan tangan menengadah, dengan carut marut perasaan, Allah jadikan ringan jika Ia kehendaki demikian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pagar Diri

Ternyata salah satu yang membebani pundak psikis saya itu adalah saya nggak ndang membenahi blog saya yang saya tinggalkan beberapa tahun ke...